TAMAN NASIONAL BETUNG KARIHUN KALBAR
Sabtu, 20 Juli 2013
0
komentar
TNBK
sangat kaya akan keanekaragaman hayati, keindahan alam, dan keunikan
budaya masyarakat didalamnya. ribuan jenis flora dan fauna endemik
Kalimantan telah teridentifikasi dan puluhan jenis lainnya merupakan
jenis baru. Keanekaragaman sumber daya yang tinggi ini merupakan potensi
yang besar untuk dikembangkan guna kesejahteraan masyarakat terutama
penduduk setempat. Menurut Iswandi, SE fungsional perencana muda
Disbudpar Prov Kalbar, potensi yang dimilikinya Taman Nasional Betung
Kerihun merupakan benteng kehidupan di jantung Kalimantan. Hal ini
sejalan dengan Branding Visit Kalbar 2010 yang digagas Pemerintah
Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Kalimantan Barat yaitu:” KALBAR THE HEART OF BORNEO”.
Selain
keanekaragaman hayati yang tinggi, kawasan TNBK juga memiliki kekayaan
budaya yang beragam meliputi 7 (tujuh) sub etnis Dayak. Penduduk asli di
kawasan sekitar TNBK adalah tergolong kelompok etnik Dayak yang terdiri
dari Dayak Iban, Tamambaloh, Taman Sibau, Hovongan. Hanya kelompok
Punan Hovongan yang bermukim di dalam kawasan TNBK dan mereka salah satu
kelompok Dayak yang memiliki empat tipologi berbagai kelompok Dayak di
seluruh Kalimantan (Borneo).
Lebih
dari 1.000 KK dari etnis Dayak yang bermukim di sekitar kawasan TNBK,
mereka hidup berbaur dengan beragam etnis lain diantaranya etnis –
Melayu, Jawa dan Tionghoa. Menurut-nya-, Taman Nasional Betung Kerihun
(TNBK) merupakan kawasan yang memegang fungsi vital bagi kehidupan
manusia, baik di tingkat lokal, regional, nasional maupun internasional.
Nilai penting kawasan TNBK dimaksudkan sebagai Benteng Biodiversitas :
Meliputi luas kawasan + 800.000 ha dengan ragam tipe ekosistemnya yang
terbentang pada ketinggian di atas 150 – 2.000 m dpl (di atas permukaan
laut) merupakan salah satu benteng biodiversitas di Indonesia bahkan di
dunia. Pengatur Tata Air: Secara keseluruhan TNBK menyum-bang sebanyak
8,1 % dari seluruh Daerah Aliran Sungan (DAS) utama Kapuas di Kalimantan
Barat yang mempunyai catchment area seluas 9.874.910 ha. Tidak Kurang
dari 60 % tangkapan air di dalam kawasan merupakan sumber air bagi danau
dan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya.
Taman Nasional Model
Pada
Tingkat Nasional, TNBK berdampingan dengan 19 Taman Nasional lain di
Indonesia menjadi sebuah Taman Nasional Model. Sebagai Taman Nasional
Model, TNBK mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah terkait upaya
konservasi yang dilakukan.
Fokus
Kegiatan Internasional: TNBK merupakan Kawasan Konservasi Lintas Batas
(Transfrontier Reserve) pertama di Asia, dimana TNBK berbatasan langsung
dengan Lanjak Entimau Wildlife Sanctuary (LEWS) di Sarawak, Malaysia.
Selain itu TNBK juga merupakan salah satu dari 20 Taman Nasional Model
di Indonesia.
Kawasan
TNBK juga merupakan salah satu fokus penting dalam aktivitas program
Heart of Borneo (HoB) yang melibatkan 3 (tiga) Negara, yaitu :
Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Berdasarkan
Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi
Alam Nomor: SK.120/ IV-KK/2009 tanggal 15 Juli 2009, kawasan TNBK
terbagi dalam 6 (enam) zona yaitu:
Zona
Inti, seluas 385.368 ha (48,17 %) meliputi DAS Embaloh 120.343 ha, DAS
Sibau 61.291 ha, DAS Mendalam 32.120 ha dan DAS Kapuas 171.615 ha. Zona
ini merupakan kawasan dengan lima tipe ekosistem yang memiliki tingkat
kerentangan tinggi karena merupakan daerah tangkapan air utama.
Selain
itu zona ini juga merupakan habitat dari spesies kunci kawasan TNBK
yaitu orang hutan (Pongo pygmaeus), burung dari kerabat Bucerotidae dan
habitat dati ikan Semah.
Zona
Rimba, seluas 231.529 ha (28,94 %) meliputi DAS Embaloh 59.806 ha, DAS
Sibau 52.227 ha. DAS Mendalam 43.845 ha, dan DAS Kapuas 76.012 ha. Zona
Rimba TNBK merupakan kawasan yang berpotensi menjadi Areal Wisata
terbatas dan Minat Khusus. Selain itu zona ini merupakan daerah jelajah
dari berbagai satwa liar di kawasan TNBK serta merupakan persinggahan
dari burung-burung migran.
Zona
Pemanfaatan , seluas 24.859 ha (3,11 %) meliputi DAS Embaloh 7.170 ha,
DAS Sibau 7.425 ha, DAS Mendalam 2.160 ha, dan DAS Kapuas 8.104 ha.
Zona
ini menyimpan potensi berupa lokasi-lokasi pengembangan wisata alam,
berupa gua, air terjun, pegunungan karst, sungai dengan riam-riam serta
rute hiking.
Zona
Tradisional, seluas 143.894 ha (17, -99 %) meliputi DAS Embaloh 28.250
ha, DAS Sibau 6.369 ha, DAS Mendalam 16.398 ha, dan DAS Kapuas 92.876
ha.
Zona
ini dibentuk sebagai zona pemenuhan kebutuhan protein dan hasil hutan
non kayu (rotan, getah, jelutung, sarang Wallet) bagi masyarakat di
sekitarnya.
Zona
Religi, Budaya dan Sejarah, seluas 10.196 ha (1,27%) meliputi DAS
Embaloh 4.182 ha, DAS Kapuas 6.014 ha. Zona Ini terdapat berbagai
potensi peninggalan sejarah dan situs budaya dalam bentuk makam leluhur
masyarakat Dayak yang dinamakan Tembawang”.
Zona
Khusus (Pemukiman) seluas 4.154 ha (0,52 %) meliputi DAS Kapuas 3.905
ha dan DAS Mendalam 249 ha. Zona ini terdiri dari kawasan pemukiman
penduduk (desa Tanjung Lokang di DAS Kapuas) dan ladang masyarakat Dayak
Bukat pada DAS Sungai Mendalam.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: TAMAN NASIONAL BETUNG KARIHUN KALBAR
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://aqilaputrikalbar.blogspot.com/2013/07/taman-nasional-betung-karihun-kalbar.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar