PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

Posted by Unknown Selasa, 30 Juli 2013 0 komentar
Pada tanggal 24 Rajab 1181 Hijriah yang bertepatan pada tanggal 23 Oktober 1771 Masehi, rombongan Syarif Abdurrahman Alkadrie membuka hutan di persimpangan tiga Sungai Landak Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal dan tempat tersebut diberi nama Pontianak. Berkat kepemimpinan Syarif Abdurrahman Alkadrie, Kota Pontianak berkembang menjadi kota Perdagangan dan Pelabuhan.
Tahun 1192 Hijriah, Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan sebagai Sultan Pontianak Pertama. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Mesjid Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Istana Kadariah, yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.
Adapun Sultan yang pernah memegang tampuk Pemerintahan Kesultanan Pontianak:
  1. Syarif Abdurrahman Alkadrie memerintah dari tahun 1771-1808
  2. Syarif Kasim Alkadrie memerintah dari tahun 1808-1819
  3. Syarif Osman Alkadrie memerintah dari tahun 1819-1855
  4. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tahun 1855-1872
  5. Syarif Yusuf Alkadrie memerintah dari tahun 1872-1895
  6. Syarif Muhammad Alkadrie memerintah dari tahun 1895-1944
  7. Syarif Thaha Alkadrie memerintah dari tahun 1944-1945
  8. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tabun 1945-1950

    Wilayah Kota Pontianak secara keseluruhan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pontianak, yaitu seperti yang tertulis pada tabel:
    Kecamatan Berbatasan dengan Kecamatan-Kecamatan di Kab. Pontianak Desa/Dusun
    01. Ptk Selatan 1. Kecamatan Sungai Raya - Sungai Raya
      2. Kecamatan Sungai Kakap - Punggur Kecil
    02. Ptk Timur 1. Kecamatan Sungai Raya - Kapur
      2. Kecamatan Sungai Ambawang - Kuala Ambawang
    03. Ptk Barat 1. Kecamatan Sungai Kakap - Pal IX
        - SungaiRengas
    04. Ptk Utara 1. Kecamatan Siantan - Wajok Hulu
      2. Kecamatan Sungai Ambawang - Kuala Ambawang
    05. Ptk Kota 1. Kecamatan Ptk Selatan - Sei Jawi Dalam
      2. Kecamatan Ptk Barat - Punggur Kecil
    06. Ptk Tenggara    

Baca Selengkapnya ....

HUTAN KALIMANTAN BARAT

Posted by Unknown 0 komentar
Kawasan hutan di Kalbar, yang sudah dikapling-kapling menjadi berbagai kegunaan, termasuk HTI. Foto: Andi Fachrizal
Kawasan hutan di Kalbar, yang sudah dikapling-kapling menjadi berbagai kegunaan, termasuk HTI
Walhi Kalimantan Barat (Kalbar) dan Sampan Kalimantan melansir lima persoalan berpotensi memicu konflik antara masyarakat dengan pemegang izin hutan tanaman industri (HTI). Lima masalah ini, yakni, pembebasan lahan masyarakat, pengakuan areal kelola masyarakat, ganti rugi lahan, dan kontribusi perusahaan bagi masyarakat. Lalu, proses perusahaan tak menghargai keberadaan masyarakat sekitar konsesi.
Hal ini mencuat dari hasil rapid assessment (penilaian cepat) oleh Sampan Kalimantan dan Walhi Kalbar pada Juni-Juli 2013 di lima kabupaten di Kalbar. Dari 40 desa sampel, 10 desa terindikasi berkonflik. Sedangkan 23 desa berpotensi konflik hanya tujuh desa belum teridentifikasi konflik akibat HTI.
Denni Nurdwiansyah dari Sampan Kalimantan menyebutkan, pada salah satu desa sampel, menemukan dokumen yang menurut masyarakat dimanipulasi perusahaan. “Ini masih berkaitan ganti rugi yang seharusnya diterima masyarakat atas lahan mereka,” katanya di Pontianak, Sabtu (27/7/13).
Dia menjelaskan, masyarakat di desa itu mengaku tidak pernah menyetujui isi dari dokumen yang muncul setelah perusahaan beroperasi. “Nah, di sini terjadi kesimpangsiuran nasib lahan masyarakat yang telah diserahkan kepada perusahaan.”
Laporan Relawan Pemantau Hutan Kalimantan (RPHK ) beberapa bulan lalu, pelanggaran komitmen yang dikeluarkan APP/SMG oleh beberapa perusahaan pemasok di Kalbar menunjukkan ketidakseriusan perusahaan-perusahaan pemegang izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK-HTI) dalam menjalankan pengelolaan berkeberlanjutan.
Pada aspek sosial juga ditemukan konflik vertikal dan horizontal terkait masuknya perusahaan HTI. “HTI seperti bom waktu bagi pengelolaan lahan dan hutan di Kalbar,”  kata Baruni Hendri, juru bicara RPHK.
Jika penyelenggara tidak mematuhi peraturan dan tak mengindahkan masyarakat akan menyulut konflik secara masif. “Seyogyanya perusahaan memerhatikan keberadaan masayarakat lokal.”
HTI Kalbar-Screen Shot 2013-07-30 at 6.03.56 AM

Masyarakat adat di Sintang, Kalbar. Masyarakat yang hidup di dalam dan sekitar kawasan hutan, seperti masyarakat adat di Sintang ini, rentan mengalami konflik kala perusahaan masuk dan menggarap lahan mereka. Foto: Andi Fachrizal
Masyarakat adat di Sintang, Kalbar. Masyarakat yang hidup di dalam dan sekitar kawasan hutan, seperti masyarakat adat di Sintang ini, rentan mengalami konflik kala perusahaan masuk dan menggarap lahan mereka.

Baca Selengkapnya ....

SUNGAI KAPUAS KALBAR

Posted by Unknown 0 komentar
Bosan dengan suguhan mal yang menawarkan gaya hidup hedonisme? Jangan khawatir. Kota Pontianak punya banyak cerita soal objek wisata. Salah satunya Sungai Kapuas.

Nama sungai ini sudah tersohor hingga ke belahan dunia. Aliran airnya meliuk sepanjang 1.143 kilometer dari Kabupaten Kapuas Hulu hingga Muara Jungkat, Kabupaten Pontianak.
Sepanjang lintasan sejarah, ini merupakan aliran sungai terpanjang di Indonesia. Dahsyat bukan? Saking perkasanya, sungai ini sanggup membelah Kota Pontianak menjadi dua bagian. Lantaran ini pula, Pontianak dikenal sebagai surganya wisata minat khusus. Di situ dapat ditemukan berbagai keragaman budaya masyarakatnya, adat-istiadat, maupun situs bersejarah.
Sekilas, Sungai Kapuas adalah simbol kehidupan masyarakat Kalimantan Barat. Sudah sejak lama sungai ini menjadi media berinteraksi antarmanusia dari hulu sampai ke hilir. Kapuas juga merupakan urat nadi kehidupan warga yang berdomisili di daerah aliran sungai (DAS). Ia juga dimanfaatkan sebagai jalur transportasi utama dari dan ke Pontianak.
Salah satu lokasi yang dapat mengobati kepenatan Anda adalah Taman Alun Kapuas. Sebuah kawasan strategis di Jalan Rahadi Oesman, dan berada tepat di bantaran sungai. Berwisata di tempat itu menawarkan banyak pilihan. Dari ragam sajian kuliner di sepanjang jalan, hingga menjajal sungai dengan sampan sewaan.
Keistimewaan lain yang dapat diperoleh adalah menikmati keindahan Sungai Kapuas berikut kesibukan moda transportasi air di dalamnya. Sesuatu yang amat sulit ditemukan di daerah lain di Indonesia. Pengunjung dapat menikmati eksotisme kawasan ini bersama keluarga atau kerabat.
Jenuh di Taman Alun Kapuas, ada kawasan lain yang dapat memanjakan selera kuliner Anda. Namanya Cafe Serasan. Di cafe yang terletak di Jalan Swadaya Pontianak ini, Anda bisa menikmati kemilau sunset seraya ditemani penganan khas Pontianak. Secangkir kopi saring dan sepiring pisang goreng Pontianak, menjadi pelengkap buat mengusir kejenuhan kerja. Lewat perahu wisatanya, juga bisa lebih leluasa menyisir Sungai Kapuas.
Di halaman cafe, terdapat beberapa kayu gelondongan yang diikat dengan rotan. Kayu-kayu gelondongan itu adalah meriam karbit raksasa yang biasa digunakan warga dalam menyambut datangnya Idulfitri. Diameternya beragam, antara dua sampai tiga meter dengan panjang tiga sampai lima meter. Sesuai tradisi Kota Pontianak, jika malam takbiran tiba, di kedua sisi bantaran Sungai Kapuas akan berjejer meriam-meriam sejenis dan suara dentuman dari sulutan karbit membuat malam takbiran kian semarak.
Cafe Serasan juga punya restoran terapung. Jadi, pengunjung bisa menikmati hidangan khas yang tersedia sambil merasakan goyangan Kapuas nan dahsyat. Cafe yang terletak tak jauh dari Jembatan Kapuas I ini juga menyediakan menu seafood. Ada ikan senangin, kakap, dan bawal. Bumbu asam pedas yang diramu khusus kian mengundang selera tetamu di cafe itu.
Selain restoran terapung, pengelola juga menyiapkan perahu wisata. Dengan ukuran lebar tiga meter dan panjang 10 meter, pengunjung dapat menikmati pemandangan Kota Pontianak dari Sungai Kapuas. Tak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk menikmatinya. Cukup Rp 10.000 per orang, kenikmatan alam Kota Pontianak dapat Anda rasakan. Tertantang? Silakan berkunjung

Baca Selengkapnya ....

KELAPA SAWIT

Posted by Unknown 0 komentar
Indonesia terus memperjuangkan komoditas perkebunan berupa sawit yang selama ini tertinggal laju perdagangannya di dunia internasional dalam forum SOM II "Asia Pacific Economic Cooperation" (APEC) yang digelar di Surabaya pada 7-19 April 2113.
    
Direktur Kerja Sama APEC dan Organisasi Internasional lainnya dan Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Deny W Kusuma, Senin, mengatakan Indonesia terus berupaya memasukkan dimensi ekonomi berkeadilan dalam kebijakan yang akan diterapkan kawasan Ekonomi (APEC).
    
"Dalam pertemuan APEC di Surabaya ini, selain mengangkat misi Bogor goal yang menekankan pada liberalisasi dan fasilitas perdagangan, Indonesia juga akan menekankan pada beberapa sektor yang tertinggal laju pertumbuhannya dari sektor yang unggul, di antaranya sektor perkebunan dan kehutanan," katanya.
    
Menurut dia, sejauh ini beberapa Negara masih menerapkan tarif yang cukup tinggi untuk berbagai komoditas hasil hutan dan perkebunan salah satunya sawit. Bahkan, banyak juga negara yang memperlakukan standar mutu yangs angat tinggi, sehingga ekspor Indonesia untuk  jenis komoditas tersebut sangat kecil karena banyaknya hambatan.
    
Ia mencontohkan komoditas sawit yang selama ini tarif yang diberlakukan masih sangat tinggi. Bahkan China tarifnya mencapai 9 persen, Amerika Latin mencapai lebih dari 6 persen dan di beberapa negara Asian menerapkan sekitar 11 persen.
    
"Padahal potensi sawit untuk mengisi kebutuhan minyak nabati dunia cukup tinggi," ujarnya.
    
Selain itu, lanjut dia, saat ini lahan sawit di seluruh dunia mencapai sekitar 4,7 juta hektare. Dari luas lahan tersebut, produksinya mencapai 38 juta ton per tahun.
    
"Indonesia adalah penghasil sawit terbesar dunia. Sementara kompetitor terdekatnya, misalkan jagung lahannya di seluruh dunia sudah diatas 4,7 juta, bahkan gandum lahannya mendekati 20 juta hektare sedangkan produksinya masih belasan juta ton per tahun," katanya.
   
Selama ini, lanjut dia, pihaknya melihat ada semacam ketakutan negara-negara penghasil komoditas kompetitor sawit terdekat, seperti jagung, kedelai, gandum, tebu dan jarak yang didominasi oleh negara-negara maju seperti Amerika, Eropa, Brazil dan Kanada.
   
"Jadi tidak mengherankan jika selama ini sawit berupaya disisihkan dan dihancurkan lewat isu lingkungan," katanya.
   
Ditanya soal tanggapan peserta APEC terhadap isu yang dihembuskan Indonesia tersebut, ia mengatakan memang masih belum menunjukkan hasil positif.
   
Saat ini, yang disetujui untuk isu tersebut adalah dengan melakukan dialog kebijakan pada SOM III di Medan pada Juni mendatang. Dari dialog tersebut akan disarikan kesimpulannya yang akan diangkat dalam  pertemuan ke-9 "Ministerial Conference" (MC9) antarmenteri di Bali pada Oktober mendatang yang kemudian akan diangkat pada pembahasan antarpemimpin negara anggota APEC.
   
"Tapi intinya, tahun ini kami berupaya mengejarnya. Ini adalah peluang untuk memasukkan isu tersebut untuk melengkapi dalam kebijakan yang akan diambil oleh negara anggota APEC," katanya.
   
Ia menjelaskan bahwa mengubah cara pandang itu butuh waktu untuk sukses, makanya pihaknya akan terus berjualan. "Kami sedang merencanakan untuk membuat proposal yang cukup bagus pada SOM III di Medan agar bisa diterima oleh anggota," katanya.
   
Beberapa pakar akan dicari guna merumuskan proposal yang akan membahas tentang perkembangan ekonomi, perdagangan dan investasi yang berkeadilan, minimal akan ada lima pakar yang akan membidanginya. (Antara)

Baca Selengkapnya ....

KARET

Posted by Unknown 0 komentar
TEKNOLOGI BUDIDAYA KARET
Untuk  membangun  kebun  karet  diperlukan  manajemen  dan  teknologi  budidaya tanaman
 karet  yang mencakup, kegiatan sebagai berikut:
• Syarat tumbuh tanaman karet
• Klon‐klon karet rekomendasi
• Bahan tanam/bibit
• Persiapan tanam dan penanaman
•Pemeliharaan tanaman:
 pengendalian gulma, pemupukan dan  pengendalian penyakit
• Penyadapan/panen

1. Syarat Tumbuh Tanaman Karet
Pada dasarnya tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim untuk menunjang pertumbuhan
dan keadaan tanah sebagai media tumbuhnya.
a. Iklim
Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga terlambat.
b.Curah hujan
Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun,dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan
berkurang.
c.Tinggi tempat
Pada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet. Suhu optimal diperlukan berkisar antara 25oC sampai 35oC.
d.Angin
Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk penanaman karet
e.Tanah
Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini disebabkan perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya. Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m. Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena  kandungan  haranya  rendah.  Tanah  alluvial  biasanya  cukup  subur,  tetapi  sifat  fisikanya  terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3,0 ‐ pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH <
3,0 dan > pH 8,0. Sifat‐sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain :
•    Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu‐batuan dan lapisan cadas
•    Aerase dan drainase cukup
•    Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air
•    Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir
•    Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cm
•    Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro
•    Reaksi tanah dengan pH 4,5 ‐ pH 6,5
•    Kemiringan tanah < 16% dan
•    Permukaan air tanah < 100 cm.

2. Klon‐klon Karet Rekomendasi
Harga karet alam yang membaik saat ini harus dijadikan momentum yang mampu mendorong percepatan pembenahan  dan  peremajaan  karet  yang  kurang  produktif  dengan  menggunakan  klon‐klon  unggul  dan perbaikan teknologi budidaya lainnya. Pemerintah telah menetapkan sasaran pengembangan produksi karet alam Indonesia sebesar 3 ‐ 4 juta ton/tahun pada tahun 2025. Sasaran produksi tersebut hanya dapat dicapai apabila minimal 85% areal kebun karet (rakyat) yang saat ini kurang produktif berhasil diremajakan dengan menggunakan klon karet unggul.

Kegiatan pemuliaan karet di Indonesia telah banyak menghasilkan klonklon karet unggul sebagai penghasil lateks dan penghasil kayu. Pada Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet 2005, telah direkomendasikan klon‐klon unggul baru generasi‐4 untuk periode tahun 2006 – 2010, yaitu klon: IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 104, IRR 112, dan IRR 118. Klon IRR 42 dan IRR 112 akan diajukan pelepasannya sedangkan klon IRR lainnya sudah dilepas secara resmi. Klon‐klon tersebut menunjukkan produktivitas dan kinerja yang baik pada berbagai lokasi, tetapi memiliki variasi karakter agronomi dan sifat‐sifat sekunder lainnya. Oleh karena itu pengguna harus memilih dengan cermat klon‐klon yang sesuai agroekologi wilayah pengembangan dan jenis‐ jenis produk karet yang akan dihasilkan.
Klon‐klon lama yang sudah dilepas yaitu GT 1, AVROS 2037, PR 255, PR 261, PR 300, PR 303, RRIM 600, RRIM 712, BPM 1, BPM 24, BPM 107, BPM 109, PB 260, RRIC 100 masih memungkinkan untuk dikembangkan, tetapi harus dilakukan secara hati‐hati baik dalam penempatan lokasi maupun sistem pengelolaannya. Klon GT 1 dan RRIM 600 di berbagai lokasi dilaporkan mengalami gangguan penyakit daun Colletotrichum dan Corynespora. Sedangkan klon BPM 1, PR 255, PR 261 memiliki masalah dengan mutu lateks sehingga pemanfaatan lateksnya terbatas hanya cocok untuk jenis produk karet tertentu. Klon PB 260 sangat peka terhadap kekeringan alur sadap dan gangguan angin dan kemarau panjang, karena itu pengelolaanya harus dilakukan secara tepat.

3. Bahan Tanam
Hal yang paling penting dalam penanaman karet adalah bibit/bahan tanam, dalam hal ini bahan tanam yang
baik adalah yang berasal dari tanaman karet okulasi. Persiapan bahan tanam dilakuka paling tidak 1,5 tahun sebelum penanaman. Dalam hal bahan tanam ada tiga komponen yang perlu disiapkan, yaitu: batang bawah (root stoct), entres/batang atas (budwood), dan okulasi (grafting) pada penyiapan bahan tanam.
Persiapan  batang  bawah  merupakan  suatu  kegiatan  untuk  memperoleh  bahan  tanam  yang  mempunyai
perakaran kuat dan daya serap hara yang baik. Untuk mencapai kondisi tersebut, diperlukan pembangunan
pembibitan batang bawah yang memenuhi syarat teknis yang mencakup persiapan tanah pembibitan, penanganan   benih,   perkecambahan,   penanaman   kecambah,   serta   usaha   pemeliharaan   tanaman   di pembibitan. Untuk  mendapatkan bahan tanam hasil okulasi yang baik diperlukan entres yang baik, Pada dasarnya mata okulasi dapat diambil dari dua sumber, yaitu berupa entres cabang dari kebun produksi atau entres dari kebun entres. Dari dua macam sumber mata okulasi ini sebaiknya dipilih entres dari kebun entres murni, karena entres cabang akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya tidak seragam dan keberhasilan okulasinya rendah. Okulasi merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan menempelkan mata entres dari satu tanaman ke tanaman sejenis dengan tujuan mendapatkan sifat yang unggul. Dari hasil okulasi akan diperoleh bahan tanam karet unggul berupa stum mata tidur, stum mini, bibit dalam polibeg, atau stum tinggi. Untuk tanaman karet, mata entres ini yang merupakan bagian atas dari tanaman dan dicirikan oleh klon yang digunakan sebagai batang atasnya.
Penanaman bibit tanaman karet harus tepat waktu untuk menghindari tingginya angka kematian di lapang. Waktu tanam yang sesuai adalah pada musim hujan. Selain itu perlu disiapkan tenaga kerja untuk kegiatan‐ kegiatan untuk pembuatan lubang tanam, pembongkaran, pengangkutan, dan penanaman bibit. Bibit yang sudah dibongkar sebaiknya segera ditanam dan tenggang waktu yang diperbolehkan paling lambat satu malam setelah pembongkaran. Secara lebih terperinci penyiapan bahan tanam karet okulasi dapat dilihat Buku Sapta Bina Usahatani Karet Rakyat (tahun 1996, edisi ke‐2) atau Booklet Pengelolaan Bahan Tanan Karet (tahun
2005) yang dikeluarkan oleh Balai Penelitian Sembawa, Pusat Penelitian Karet.

4. Persiapan Tanam dan Penanaman
Dalam pelaksanaan penanaman tanaman karet diperlukan berbagai langkah yang dilakukan secara sistematis
mulai dari pembukaan lahan sampai dengan penanaman.
a. Pembukaan lahan (Land Clearing)
Lahan tempat tumbuh tanaman karet harus bersih dari sisa‐sisa tumbuhan hasil tebas tebang, sehingga jadwal pembukaan lahan harus disesuaikan dengan jadwal penanaman. Kegiatan pembukaan lahan ini meliputi : 
(a) pembabatan semak belukar, 
(b) penebangan pohon, 
(c) perecanaan dan pemangkasan, 
(d) pendongkelan akar kayu, 
(e) penumpukan dan pembersihan. 
Seiring dengan pembukaan lahan ini dilakukan penataan lahan dalam blok‐blok, penataan jalan‐jalan kebun, dan penataan saluran drainase dalam perkebunan.
b.Penataan blok‐blok.
Lahan kebun dipetak‐petak menurut satuan terkecil dan ditata ke dalam blok‐blok berukuran 10 ‐20 ha, setiap beberapa blok disatukan menjadi satu hamparan yang mempunyai waktu tanam yang relatif sama.
c.Penataan Jalan‐jalan
Jaringan jalan harus ditata dan dilaksanakan pada waktu pembangunan tanaman baru (tahun 0) dan dikaitkan dengan penataan lahan ke dalam blokblok tanaman. Pembangunan jalan di areal datar dan berbukit dengan pedoman dapat menjangkau setiap areal terkecil, dengan jarak pikul maksimal sejauh 200 m. Sedapatkan mungkin seluruh jaringan ditumpukkan/ disambungkan, sehingga secara keseluruhan merupakan suatu pola jaringan jalan yang efektif. Lebar jalan disesuaikan dengan jenis/kelas jalan dan alat angkut yang akan digunakan.
d.Penataan Saluran Drainase
Setelah  pemancangan  jarak  tanam  selesai,  maka  pembuatan  dan  penataan  saluran  drainase  (field  drain) dilaksanakan. Luas penampang disesuaikan dengan curah hujan pada satuan waktu tertentu, dan mempertimbangkan faktor peresapan dan penguapan. Seluruh kelebihan air pada field drain dialirkan pada parit‐parit penampungan untuk selanjutnya dialirkan ke saluran pembuangan (outlet drain).
e.Persiapan Lahan Penanaman
Dalam mempersiapkan lahan pertanaman karet juga diperlukan pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara sistematis dapat menjamin kualitas lahan yang sesuai dengan persyaratan. Beberapa diantara langkah tersebut antara lain :

Pemberantasan Alang‐alang dan Gulma lainnya
Pada lahan yang telah selesai tebas tebang dan lahan lain yang mempunyai vegetasi alang‐alang, dilakukan
pemberantasan alang‐alang dengan menggunakan bahan kimia antara lain Round up, Scoup, Dowpon atau Dalapon. Kegiatan  ini kemudian diikuti dengan pemberantasan gulma lainnya, baik secara kimia maupun secara mekanis.
*Pengolahan Tanah
Dengan tujuan efisiensi biaya, pengolahan lahan untuk pertanaman karet dapat dilaksanakan dengan sistem minimum tillage, yakni dengan membuat larikan antara barisan satu meter dengan cara mencangkul selebar
20  cm.  Namun  demikian  pengolahan  tanah  secara  mekanis  untuk  lahan  tertentu  dapat  dipertimbangkan dengan tetap menjaga kelestarian dan kesuburan tanah.
Pembuatan teras/Petakan dan Benteng/Piket Pada areal lahan yang memiliki kemiringan lebih dari 50 diperlukan pembuatan teras/petakan dengan sistem kontur dan kemiringan ke dalam sekitar 150. Hal ini dimaksudkan untuk menghambat kemungkinan terjadi erosi oleh air hujan. Lebar teras berkisar antara 1,25 sampai 1,50 cm, tergantung pada derajat kemiringan lahan. Untuk setiap 6 ‐ 10 pohon (tergantung derajat kemiringan tanah) dibuat benteng/piket dengan tujuan mencegah erosi pada permukaan petakan.
*Pengajiran
Pada dasarnya pemancangan air adalah untuk menerai tempat lubang tanaman dengan ketentuan jarak tanaman sebagai berikut : a) Pada areal lahan yang relatif datar / landai (kemiringan antara 00 ‐ 80) jarak tanam adalah 7 m x 3 m (= 476 lubang/hektar) berbentuk barisan lurus mengikuti arah Timur ‐ Barat berjarak 7 m dan arah Utara ‐ Selatan berjarak 3 m
*Pada areal lahan bergelombang atau berbukit (kemiringan 8% ‐ 15%) jarak tanam 8 m x 2, 5 m (=500 lubang/ha) pada teras‐teras yang diatur bersambung setiap 1,25 m (penanaman secara kontur).
Bahan  ajir  dapat  menggunakan  potongan  bambu  tipis  dengan  ukuran  20  cm  –  30  cm.  Pada  setiap  titik pemancangan ajir tersebut merupakan tempat penggalian lubang untuk tanaman.
*Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang untuk tanaman dibuat 60 cm x 60 cm bagian atas , dan 40 cm x 40 cm bagian dasar dengan kedalaman 60 cm. Pada waktu melubang, tanah bagian atas (top soil) diletakkan di sebelah kiri dan tanah
bagian bawah (sub soil) diletakkan di sebelah kanan  Lubang tanaman dibiarkan selama 1 bulan sebelum bibit karet ditanam.
*Penanaman Kacangan Penutup Tanah (Legume cover crops = LCC)
Penanaman kacangan penutup tanah ini dilakukan sebelum bibit karet mulai ditanam dengan tujuan untuk
menghindari kemungkinan erosi, memperbaiki struktur fisik dan kimia tanah, mengurangi pengupan air, serta untuk membatasi pertumbuhan gulma.

Komposisi LCC untuk setiap hektar lahan adalah 4 kg. Pueraria javanica, 6 kg Colopogonium mucunoides, dan 4 kg Centrosema pubescens, yang dicampur ke dalam 5 kg Rock Phosphate (RP) sebagai media. Selain itu juga dianjurkan untuk menyisipkan Colopogonium caerulem yang tahan naungan (shade resistence) ex biji atau ex steck dalam polibag kecil sebanyak 1.000 bibit/ha. Tanaman kacangan dipelihara dengan melakukan penyiangan, dan pemupukan dengan 200 kg RP per hektar, dengan cara menyebar rata di atas tanaman kacangan.
*Seleksi dan Penanaman Bibit
Seleksi bibit
Sebelum bibit ditanam, terlebih dahulu dilakukan seleksi bibit untuk memperoleh bahan tanam yang memeliki
sifat‐sifat  umum  yang  baik  antara  lain  :  berproduksi  tinggi,  responsif  terhadap  stimulasi  hasil,  resitensi terhadap serangan hama dan penyakit daun dan kulit, serta pemulihan luka kulit yang baik. Beberapa syarat yang harus dipenuhi bibit siap tanam adalah antara lain :
•    Bibit karet di polybag yang sudah berpayung dua.
•    Mata okulasi benar‐benar baik dan telah mulai bertunas
•    Akar tunggang tumbuh baik dan mempunyai akar lateral
•    Bebas dari penyakit jamur akar (Jamur Akar Putih).

Kebutuhan bibit
Dengan jarak tanam 7  m x 3 m (untuk tanah landai), diperlukan bibit tanaman karet untuk penanaman sebanyak 476 bibit, dan cadangan untuk penyulaman sebanyak 47 (10%) sehingga untuk setiap hektar kebun diperlukan sebanyak 523 batang bibit karet.
Penanaman.

Pada umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan pada musim penghujan yakni antara bulan September sampai Desember dimana curah hujan sudah cukup banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100 hari. Pada saat penanaman, tanah penutup lubang dipergunakan top soil yang telah dicampur dengan pupuk RP 100 gram per lubang, disamping pemupukan dengan urea 50 gram dan SP ‐ 36 sebesar 100 gram sebagai pupuk dasar.

5. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan yang umum dilakukan pada perkebunan tanaman karet meliputi pengendalian gulma, pemupukan dan pemberantasan penyakit tanaman.
Pengendalian gulma
Areal pertanaman karet, baik tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman sudah menghasilkan (TM) harus bebas dari gulma seperti alang‐alang, Mekania, Eupatorium, dll sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Untuk mencapai hal tersebut, penyiangan pada tahun pertama dilakukan berdasarkan umur tanaman.

Baca Selengkapnya ....

LIDAH BUAYA PONTIANAK

Posted by Unknown 1 komentar
Lidah Buaya Pontianak
Aloevera tumbuh dengan baik di daerah Kalimantan Barat (Pontianak). Banyak sekali manfaatnya untuk segi ekonomi maupun manfaat lainnya bagi warga Pontianak.  Mulai dari menjadikannya hanya untuk tanaman hias sampai dengan mengolahnya untuk dikonsumsi dan maupun menaikkan nilai ekonomi.
Lidah Buaya Pontianak
 Lidah Buaya Pontianak, mengambil sepotong dari tanaman lidah buaya dan mengoleskan untuk luka bakar atau Untuk keperluan pengobatan pencahar dengan jus lidah buaya . Lidah Buaya Pontianak, Ada sekitar enam hektare lahan di kawasan Pontianak Selatan dan Pontianak Tenggara yang saat ini telah dialihfungsikan menjadi kawasan perumahan, makanya sekarang pengembangan aloevera terpusat di Pontianak Utara
Lidah buaya ini ternyata bisa tumbuh dengan baik di daerah khatulistiwa. Padahal, di tahun 1999, pengembangan lidah buaya pada lahan gambut dipandang sesuatu yang sulit dilakukan.

Lidah Buaya Pontianak atau Aloe Vera adalah spesies Aloe, asli Afrika Utara. Ini adalah tanaman sukulen stemless atau sangat pendek bertangkai tumbuh 80-100 cm,  Sering disebut 'tanaman ajaib' atau 'penyembuh alami', tumbuh subur di iklim hangat dan kering, dan bagi banyak orang itu tampak seperti kaktus dengan daun berduri berdaging. Ada sekitar 400 spesies Aloe, tetapi itu adalah Barbadensis Miller Aloe Lidah Buaya Pontianak bisa dilihat di lokasi Aloe Vera Centre yang terletak di Jalan Budi Utomo, Siantan Hulu, Pontianak Utara, Kalimantan Barat (Kalbar). Dengan lahan serta fasilitas yang memadai, Aloe Vera Centre resmi berdiri pada 2002 dan berada di bawah manajemen Pemerintah Kota Pontianak. Lidah Buaya Pontianak Center adalah sebuah pusat pengkajian dan pengembangan lidah buaya yang dibentuk berdasarkan kerja sama Pemerintah Kota Pontianak dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Kalimantan Barat dan BPPT Serpong. Keberadaannya telah memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
Berikut adalah hasil olahan berbahan dasar lidah buaya.


1. Dodol Lidah Buaya khas Pontianak


Harga : Rp. 20.000, -/ Bungkus ( isi 10) (Kecil)
Harga : Rp. 40.000, -/ Bungkus ( isi 25) (Besar)


Jelly Lidah Buaya
Pelepah Lidah Buaya yang diolah dengan jelly.Manis manis kenyal.
Harga mulai Rp.7.500,-






Permen Lidah Buaya
Daging pelepah Lidah Buaya dan gula pasir menjadi bahan utama dari permen ini. Mengandung Vitamin E. Pasti disukai anak-anak dan tetap sehat.
Harga mulai Rp.7.500,-





Cokelat Lidah Buaya
Cokelat Lidah buaya memiliki citrasa coklat yang berbeda dari coklat biasa, selain itu juga sangat baik untuk kesehatan kulit karena banyak mengandung vitamin E. Cocok juga untuk kamu yang ingin terus makan coklat tanpa menambah berat badan dan lebih memperhalus kulit.
Harga mulai Rp.12.000,-


Teh Lidah Buaya
Bosan dengan teh yang itu-itu saja? Cobain yang ini. Selain enak, juga memiliki kandungan yang baik untuk kulit dan sekaligus bisa melangsingkan badan lho...
Harga mulai Rp.17.500,-




Minuman Lidah Buaya
Sekilas mirip dengan Nata de Coco bedanya ada garis hijau yang merupakan serat Lidah Buaya di tiap potongannya. Segar dan menyehatkan.
Harga mulai Rp.3.000,-





Stik Lidah Buaya
Orang Pontianak nggak pernah kehabisan ide untuk mengolah Lidah Buaya. Kali ini Pelepah Lidah Buaya diolah menjadi makanan ringan yang bentuknya mirip kue bawang. Tentunya dengan manfaat lidah buaya di setiap gigitan...
Harga mulai Rp.8.500,-





Kerupuk Lidah Buaya Panggang
Dari namanya aja udah kebayangkan unik dan enaknya? Buruan cicipin...
Harga mulai Rp.17.500,-





Kerupuk Lidah Buaya Aneka Rasa
Pengen goreng kerupuk Lidah Buaya sendiri. Tenang, ada kok yang mentahnya. Tersedia rasa bawang putih, pedas manis dan original.
Harga mulai Rp.14.000,-


Baca Selengkapnya ....

JERUK PONTIANAK

Posted by Unknown 5 komentar
Kalau anda sempat berkunjung kekabupaten Sambas janganlah lupa singgah dipasar pasar buah sepanjang kota kecamatan,baik kecamatan Tebas ,Pemangkat atau kota kecamatan yang lain,belilah oleh oleh untuk kerabat anda,pilihlah buah jeruk segar yang selalu tersedia tanpa mengernal musim…betapa tidak,karena di kabupaten Sambas terhampar perkebunan jeruk siam yang sangat terkenal sampai keluar negeri,,Diluar negeri jeruk asal kabupaten Sambas dikenal dengan nama “Jeruk Pontianak”…tak usah heran karena kota Pontianak adalah ibukota propinsi Kalimantan Barat dan kota Sambas adalah ibukota dari pada Kabupten Sambas yang merupakan bagian propinsi Kalimantan Barat.
Kalau anda menggunakan kendaraan pribadi,anda dapat menempuh perjalanan selama empat jam dari Pontianak untuk menuju Kabupaten Sambas…

JERUK PONTIANAK

Jeruk jenis Siam ini adalah Primadona ekspor yang Sampai saat ini menjadi andalan Kabupaten Sambas,Jeruk Pontianak ini dipasarkan ke Brunai Darussalam,Malaysia,Singapura,bahkan cukup terkenal hingga ke Thailand…ciri ciri Jeruk Pontianak adalah rasanya yang manis dan segar,kulitnya lembut dan tidak lengket bila dikupas,isinya kuning keemasan,namun beberapa tahun ini telah dikembangkan jeruk hasil okulasi (tempel) yang lebih cepat menghasilkan buah dan rasanya fres,beberapa varitas diantaranya ada yang berkulit agak tebal serta isi buahnya agak kering,namun rasanya tetap manis walau buah belum cukup matang…
Kalau anda tertarik ingin mencicipinya datanglah kekota Sambas,karena disini anda bisa menikmati sepuas puasnya tanpa harus menguras isi kantong anda,,,ingin tahu berapa harganya…?...disini anda bisa dapatkan buah segar dengan kondisi terbaik seharga 2500/1 kg…sangat murah bukan..?..dan kalau anda ingin berkunjung sambil berwisata,anda bisa terus membaca tentang Kabupaten Sambas diblog saya ini,anda klik saja “ikuti blog ini”disamping kanan browser anda dan dapatkan sesuatu yang baru setiap harinya,karena blog ini selalu di update…
Atau kalau anda ingin berbisnis dan mendapatkan uang lewat internet klik saja peluang bisnis yang ada disamping…
Kalau anda ingin tukaran link silakan tinggalkan komentar dan pasang link saya diblog anda,,,tak usah kuatir besoknya atau paling lama seminggu link blog anda sudah terpampang disini…..silakan tinggalkan komentar dibawah…

Baca Selengkapnya ....

Steve's Info Deep Horizon Blog: CAVE DIVING IN THE URALS, RUSSIA.

Posted by Unknown 0 komentar

TAMAN NASIONAL DANAU SENTARUM KALBAR

Posted by Unknown Sabtu, 20 Juli 2013 1 komentar
Taman Nasional Danau Sentarum merupakan salah satu obyek wisata yang ada di kabupaten kapuas hulu yang telah diakui oleh dunia internasional. Secara geografis terletak antara 045'-0102’ Lintang Utara dan 11157'-11220’ Bujur Timur. Taman Nasinal Danau Sentarum terletak di Kecamatan Semitau, Kecamatan Batang Lupar, Kecamatan Badau, dan Kecamatan Selimbau.
Keadaan topografi Taman Nasional Danau Sentarum pada umumnya dataran rendah dengan cekungan yang terendam air. Ketinggian berkisar 50-100 m dpl.
Secara umum, di kawasan Taman Nasional Danau Sentarum terdapat beberapa type hutan rawa, antara lain : hutan rawa kerdil, hutan rawa terhalang, hutan rawa Kawi - Kamsia, hutan rawa tegakan, hutan rawa Ramin - Mentangur - Kunyit, selain hutan rawa terdapat pula hutan tepian yang didominasi jenis rengas Gluta rengas, hutan perbuktian yang didominasi oleh jenis Dipterocarpacea, dan hutan kerakas.
Taman Nasinal Danau Sentarum memiliki berbagai jenis satwa liar yang sangat beranekaragam, dan diantaranya adalah : Pongo pygmaeus (Pongo Pygmaeus), Siamang/ungka (Hylobates muelleri), Kera ekor panjang (Macaca fascicularis), Bekantan (Nasalis larvatus), Babi hutan (Sus Barbatus), Beruang madu (Helarctos malayanus), Bajing (Callosciurus notatus), Layang-layang (Hirundapus giganteus), dan berbagai jenis ikan seperti : Arowana (Sclerophages formosus), Linut (Sundasalanx cf. Microps), Seluang (Rasbora spp.), Belida (Notopterus borneensis), Baung (Mystus nemuzus), Tebirin (Belodontichthys dinema), dan lain sebagainya yang hingga saat ini belum diketahui nama ilmiahnya.
Disamping keadaan alamnya sendiri yang potensial sebagai tempat wisata juga terdapat beberapa obyek yang dapat dinikmati, antara lain : pemandangan/panorama alam danau yang luas dan tenang, gejala alam, nilai dan sejarah.
Kawasan Taman Nasinal Danau Sentarum dapat dicapai dengan menggunakan bis umum menuju Kabupaten Sintang 8 km atau dengan pesawat udara 1 jam dan dari Sintang ke Semitau 4 jam pakai speed boat, dari Semitau ke pusat lapangan 1,5 jam dengan speed boat 40 HP. Waktu kunjungan bisa setiap saat dan tidak tergantung pada cuaca.


Baca Selengkapnya ....

TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA-BUKIT RAYA KALBAR

Posted by Unknown 0 komentar

Kawasan hutan Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya didominir oleh puncak-puncak pegunungan Schwaner. Keberadaan pegunungan tersebut merupakan perwakilan dari tipe ekosistem hutan hujan tropika pegunungan dengan kelembaban relatif tinggi (86%).
Tercatat 817 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 139 famili diantaranya Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Sapotaceae, Euphorbiaceae, Lauraceae, dan Ericadeae. Selain terdapat tumbuhan untuk obat-obatan, kerajinan tangan, perkakas/bangunan, konsumsi, dan berbagai jenis anggrek hutan. Terdapat bunga raflesia (Rafllesia sp.) yang merupakan bunga parasit terbesar dan juga tumbuh di Gunung Kinibalu Malaysia. Tumbuhan endemik antara lain Symplocos rayae, Gluta sabahana, Dillenia beccariana, Lithocarpus coopertus, Selaginnella magnifica, dan Tetracera glaberrima.

Satwa mamalia yang dapat dijumpai antara lain macan dahan (Neofelis nebulosa), orangutan (Pongo satyrus), beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus), lutung merah (Presbytis rubicunda rubicunda), kukang (Nyticebus coucang borneanus), rusa sambar (Cervus unicolor brookei), bajing terbang (Petaurista elegans banksi), dan musang belang (Visvessa tangalunga).
Jenis burung yang menetap di taman nasional ini antara lain enggang gading (Rhinoplax vigil), rangkok badak (Buceros rhinoceros borneoensis), enggang hitam (Anthracoceros malayanus), delimukan zamrud (Chalcophaps indica), uncal kouran (Macropygia ruficeps), kuau raja (Argusianus argus grayi), dan kuau kerdil Kalimantan (Polyplectron schleiermacheri). Kuau kerdil merupakan satwa endemik pulau Kalimantan yang paling terancam punah akibat kegiatan manusia di dalam hutan.

Masyarakat asli yang berada di sekitar taman nasional merupakan keturunan dari kelompok suku Dayak Limbai, Ransa, Kenyilu, Ot Danum, Malahui, Kahoi dan Kahayan. Karya-karya budaya mereka yang dapat dilihat adalah patung-patung kayu leluhur yang terbuat dari kayu belian, kerajinan rotan/bambu/pandan dan upacara adat.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:Bukit Baka. Pendakian, menyelusuri sungai dan pengamatan satwa/tumbuhan. Bukit ini mempunyai ketinggian 1.620 meter dpl, dan sering ditutupi kabut dengan suhu udara antara 15° - 20°C. Puncak Bukit Baka dapat ditempuh sekitar tujuh jam perjalanan dari Dusun Nanga Juoi Kecamatan Manukung.
Bukit Raya. Pendakian, menyelusuri sungai dan pengamatan satwa/tumbuhan, wisata budaya. Ketinggian Bukit Raya sekitar 2.278 meter dpl, suhu udara antara 7° - 10°C. Lama pendakian dari Nanga Jelun-dung, dusun Rumokoy, Mihipit, Hulu Labang, Birang Merabai sampai ke puncak bukit sekitar 3-4 hari.
Sungai Senamang, Sepan Apui dan Sungai Ella. Arung jeram, sumber air panas, padang pengembalaan rusa, pengamatan satwa dan air terjun.



Atraksi budaya di luar taman nasional:Kaburai. Stasiun Pelatihan dan Penelitian Kehutanan yang terletak di Dusun Kaburai. Tumbang Gagu. Melihat rumah panjang tradisional suku Dayak (Betang).
Musim kunjungan terbaik: bulan Juni s/d September setiap tahunnya

Cara pencapaian lokasi :Cara pencapaian lokasi: Pontianak-Sintang-Nanga Pinoh (mobil), 460 km selama sembilan jam dan dilanjutkan ke Nanga Nuak dengan speedboat selama 2,5 jam. Dari Nanga Nuak ke lokasi taman nasional selama dua jam dengan mobil. Atau dari Palangkaraya-Kasongan menggunakan mobil selama 1,5 jam, dilanjutkan menggunakan speedboat selama tiga jam menuju Tumbang Samba, dan ke Tumbang Hiran selama tiga jam dan ke Tumbang Senamang dan Kutuk Sepanggi selama dua dan empat jam.


Baca Selengkapnya ....
Ricky Pratama's Blog support EvaFashionStore.Com - Original design by Bamz | Copyright of AQILA PUTRI KALBAR.